Anak sekarang memang sedang gandrung-gandrungnya dengan foto-foto. Mulai
dari foto selfi, foto wefie, foto group sampai dengan benar-benar
menekuni dunia foto yaitu Fotografi secara serius. Foto yang terlihat
biasa saja pun dapat diakali agar indah dengan fiilter-filter pada
kamera handphone, alat yang umumnya digunakan untuk mengambil gambar.
Siapa sih yang tidak bangga jika hasil fotonya diupload ke media sosial
lalu banyak mendapat Like atau komentar positif jika terpampang di forum-forum komunitas Fotografi.
Tapi untuk saya sih, pada intinya fotografi itu bukan hanya sebagai
sastra visual dan melukis dengan cahaya. Lebih dari itu, gambaran atau
visualisasi yang terdapat pada sebuah foto merupakan sebuah rekaman
peristiwa yang -idealnya- mampu menyampaikan sebuah pesan. Pesan yang
isinya bisa bermacam-macam tergantung interpretasi masing-masing
penikmat foto.
Juga foto sebagai media yang bersifat universal karena umumnya tidak
membutuhkan tingkat pemahaman yang rumit akan isi sebuah foto. Foto
dapat dinikmati oleh segala tingkatan usia dan pendidikan. Dibanding
dengan media tulisan yang sulit dipahami oleh orang yang buta huruf
(Taufan YN - Editor Majalah Chip Foto Video -04-2013).
Saya yang mengajar mata diklat Fotografi di SMK berusaha untuk
mengakomodir itu semua. Siswa bukan hanya sekedar bisa memotret dan juga
bukan hanya sekedar belajar alat dan teknik tapi harus mampu
berkomunikasi dengan orang lain lewat karya-karya fotonya. Foto juga
harus siap diolah oleh siswa untuk berbagai keperluan di media-media
lain, baik media cetak maupun elektronik. Lebih kurangnya tentang
mendokumentasikan sebuah rekaman peristiwa lewat media foto dapat kita
lihat pada ilustrasi berikut ini.
Semoga bermanfaat sobat KS ^_^ ..
0 Komentar
Dilarang menggunakan kata-kata yang mengandung SARAP.