Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Wisata Budaya Buton (Sulawesi Tenggara)

Gambus & Dole-Dole
Gambus merupakan lantunan pantun yang dimainkan oleh seseorang atau lebih yang berisikan ajakan, kritikan atau hal-hal yang sedang terjadi saat ini. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada acara-acara hiburan dan kegiatan lomba kesenian. Dengan hadirnya atraksi ini, kecintaan terhadap budaya leluhur akan tetap terjaga dan lestari seiring perkembangan zaman yang semakin modern.

Dole-Dole merupakan salah satu bentuk tradisi budaya yang dilaksanakan atas lahirnya seorang anak. Selain itu juga sebagai bentuk pengobatan tradisional. Menurut kepercayaan, anak yang telah di Dole-Dole akan terhindar dari berbagai macam penyakit. Prosesinya sang anak diletakan diatas nyiru yang dialas dengan daun pisang yang diberi minyak kelapa. Selanjutnya anak tersebut digulingkan diatasnya sehingga seluruh badan anak tersebut berminyak. Acara ini biasanya dilaksanakan pada bulan Rajab, Sya'ban dan setelah lebaran sebagai waktu yang dianggap baik.

Goraana Oputa
Merupakan salah satu ritual masyarakat Buton dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 12 Rabiul Awal yang dimulai jam 00.00 tengah malam di kediaman Sultan Buton yang selanjutnya diikuti oleh seluruh masyarakat dan sebagai penutup dilaksanakan oleh seluruh perangkat masjid di kediaman Lakina Agama dengan menyanyikan riwayat puji-pujian Nabi Muhammad SAW.
  


Ma'Taa
Masyarakat Laporo setiap tahunnya selalu mengadakan acara Ma'Taa atau pesta yang merupakan salah satu acara adat yang dikemas dalam bentuk beragam sajian makanan yang diletakan didalam talam tertutup. Acara ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Sang Pencipta atas hasil panen yang mereka terima.
Dilaksanakan di Galampa yang dipimpin langsung oleh seorang Parabela (Ketua Adat).

Posuo
Posuo (pingitan) merupakan prosesi adat bagi gadis remaja yang telah aqil balik dalam memasuki masa dewasa sekaligus mempersiapkan diri untuk berumah tangga. Kegiatan ini dilakukan selama 8 hari 8 malam atau dapat pula dilaksanakan selama 4 hari 4 malam s/d 7 hari 8 malam yang di pandu oleh seorang Bhisa.
Tujuan dilaksanakannya prosesi ini adalah untuk mengajarkan kepribadian, etika, akhlak serta hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan. Bagi gadis remaja yang telah dipingit dan keluar ruangan, maka resmilah disebut Kalambe atau wanita yang telah dewasa.
 
Qunua
Merupakan ritual keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat buton pada 16 malam Bulan Ramadhan (15 hari puasa). Prosesinya dimulai dengan pelaksanaan Shalat Tarwih bersama di Masjid Agung Keraton sebanyak 27 rakaat yang dimulai pada jam 00.00 tengah malam. Setelah selesai shalat lalu dengan duduk berhadap-hadapan antara Pemerintah, syarana hukumu dan masyarakat yang dilanjutkan sahur bersama dengan berbagai menu makanan tradisional khas Buton.

Pekakande-Kandea
Setiap tahunnya masyarakat Kota Baubau menyelenggarakan syukuran atas anugrah dari yang Maha Kuasa yang dituangkan dalam bentuk Acara Adat Pekakande-Kandea. Dalam Pelaksanaannya, masyarakat menyiapkan talam yang berisi makanan tradisional.
Disinilah gadis remaja dengan menggunakan busana tradisional duduk menghadap talam masing-masing dan selanjutnya menunggu dua orang pelaksana mengucapkan WORE sebagai tanda acara telah dimulai.

Malige
Terletak 500 m dari Pusat Kota Baubau.









Semoga Bermanfaat ^_^
sumber:Baubau Kota

Posting Komentar

0 Komentar